predator helios 300

Predator Helios 300 ini selalu jadi topik hangat di kalangan gamer maupun profesional kreatif.

Siapa sih yang nggak penasaran dengan laptop gaming yang konon digadang-gadang punya performa “buas” tapi tetap masuk akal di segi harga?

Oke, mari kita kulik dengan detail! Karena laptop ini bukan sekadar mesin, melainkan senjata untuk menaklukkan dunia digital.

Review Predator Helios 300: Apakah Masih Relevan di 2025?

Pertanyaan pertama yang sering muncul: Laptop Predator Helios 300 ini masih relevan nggak sih di tahun 2025? Jawabannya: iya, bahkan lebih dari sekadar relevan.

Acer selalu berhasil mempertahankan seri Predator sebagai salah satu lineup gaming yang kompetitif.

Spesifikasi terbarunya dipersenjatai dengan prosesor Intel® Core™ i7 generasi ke-13, GPU NVIDIA® GeForce RTX™ 4060, serta layar QHD 165Hz.

Kombinasi ini bukan hanya membuat gamer tersenyum, tapi juga membuat kreator konten merasa seperti sedang memakai “workstation” berkedok laptop gaming.

Yang menarik, Helios 300 bukan cuma soal performa gaming. Laptop ini sering dipakai oleh desainer, editor video, bahkan arsitek yang membutuhkan grafis berat untuk rendering.

Kenapa bisa demikian?

  • Pertama, Helios 300 dibekali dengan kombinasi CPU dan GPU yang kuat, contohnya Intel Core i7 atau i9 seri-H serta GPU NVIDIA RTX di beberapa model bahkan sudah menyertakan RTX 30-series. Ini bukan hanya soal clock speed tinggi melainkan soal kemampuan pemrosesan grafis dan komputasi paralel (CUDA cores, RT cores, Tensor cores) yang sangat berguna dalam software kreatif seperti Adobe Premiere Pro, After Effects, Blender, AutoCAD, atau Lumion. Ultrabookreview menyebutkan bahwa model seri PH315-52 dengan i7 dan RTX 2060 80W OC mampu tampil dengan baik dalam beban kerja grafis intens, serta mudah di-upgrade untuk RAM dan storage.
  • Kedua, lapangan nyata menunjukkan bahwa Predator Helios 300 cukup gesit menjalankan video editing berat dan rendering 3D. Digital Camera World melaporkan skor pada “photo editing” mencapai 9.234, “rendering and visualization” sekitar 7.521, dan “video editing” sekitar 4.773 pada model 17-inci 2022, artinya performanya terasa “terasa lancar dan impresif” dalam aplikasi-aplikasi kreatif itu. Digital Camera World Selain itu, desain layar yang punya refresh rate tinggi (144Hz ke atas) dan cakupan warna yang baik (misalnya mendekati 95% sRGB atau lebih), membuatnya ideal untuk menjaga akurasi warna saat mendesain atau mengedit. Banyak desainer grafis menghargai itu mereka bisa melihat rendering dengan warna yang lebih mendekati hasil akhir di perangkat lain atau saat dicetak.
  • Terakhir, hal teknis seperti sistem pendinginan yang kuat juga penting. Ketika menjalankan rendering berat atau timeline video kompleks, CPU dan GPU tetap bisa mempertahankan frekuensi tinggi tanpa thermal throttling, sehingga proses render tidak melambat tiba-tiba saat suhu naik. Ultrabookreview menyoroti sistem AeroBlade fans dan banyak heat pipes di Helios 300 sebagai salah satu keunggulan dalam hal thermal performance.

Jadi, kalau kamu berpikir laptop gaming itu hanya buat main DOTA 2 atau Valorant, Helios 300 bakal membantah itu mentah-mentah.

Lalu, bagaimana dengan harga Predator Helios 300? Nah, di Indonesia, kisarannya masih berada di Rp 20-28 jutaan (tergantung konfigurasi).

Apakah itu mahal? Relatif. Untuk spesifikasi sekelas desktop yang bisa dibawa kemana-mana, angka itu justru terbilang “masuk akal.”

Baca Juga: MSI Stealth untuk Kerja Kreatif: Edit Video, & Desain Grafis

Review Predator Helios 300: Desain, Build Quality, dan Estetika

Kalau soal tampilan, Helios 300 memang nggak malu-maluin. Dengan bodi berbahan metal kokoh dan aksen biru elektrik khas Predator, laptop ini punya aura garang tapi tetap elegan.

Tidak lebay seperti laptop gaming lain yang kadang “norak” dengan lampu RGB di semua sisi.

Keyboard Predator Helios 300 memang hadir dengan fitur RGB 4-zone backlit, artinya lampu latar pada keyboard dapat diatur dalam empat area (zone) terpisah tidak per-tombol, tapi cukup fleksibel untuk menciptakan nuansa yang sesuai dengan mood-mu.

Mau suasana cyberpunk? Kamu bisa mengatur seperti dua zona berwarna biru gelap di bagian kiri dan kuning/ungu di kanan misalnya. Mau minimalis? Kamu tinggal pilih satu warna netral dan aplikasikan di keempat zone.

Fitur ini dikelola lewat aplikasi PredatorSense, yang memungkinkan kamu untuk memilih warna, intensitas, bahkan pola perubahan lampu bila tersedia. Ultrabookreview.com+1

Sementara itu, touchpad pada Helios 300 relatif responsif dan cukup akurat untuk navigasi sehari-hari seperti browsing, mengetik, atau bekerja dengan aplikasi produktivitas (Excel, Word, browser, dsb.). Meskipun bagi gamer hardcore biasanya lebih nyaman pakai mouse karena presisi dan kendali lebih baikto uchpad tetap memberikan nilai tambah.

Di situasi di mana kamu sedang meeting online atau di ruang rapat, touchpad sangat membantu tanpa harus bawa mouse tambahan. Review oleh HighPerformanceLaptops.com menyebut bahwa trackpad “smooth and accurate” dengan klik tombol yang “nice” dan tepat, menambah kenyamanan saat digunakan. High Performance Laptops

Beberapa review menyebut bahwa Helios 300 memiliki engsel layar yang kuat dan stabil, mantap sekali, bahkan saat digunakan di permukaan tidak rata.

Ulasan dari HardwareCanucks misalnya menyatakan: “The hinge is nice and sturdy, there’s no wobble whatsoever.” Hardware Canucks Dengan kata lain, engselnya tidak “goyang”, sehingga layar tetap di tempatnya dengan kokoh saat dibuka-tutup berulang kali.

Begitu pula pada model PH317-54, Notebookcheck menyampaikan bahwa engselnya mampu menjaga posisi layar, bahkan memungkinkan pembukaan dengan satu tangan tanpa membuatnya goyah. Notebookcheck

Lalu bagaimana proporsi materialnya?

Kesan tangguh pada bodi Helios 300 memang sering disebut, tapi dengan catatan material yang berbeda untuk bagian-bagiannya.

Misalnya di model PH315-52, reviewer dari UltrabookReview menyebut bahwa “main deck” (tempat keyboard dan palm rest) terasa kokoh dan sulit ditekuk tanda kualitas konstruksi yang baik. Ultrabookreview.com

Namun, sisi layar masih agak fleksibel, jadi sarannya adalah tetap menggunakan antarmuka pelindung untuk mencegah kerusakan saat dibawa bepergian.

Pada model lain, Notebookcheck juga mencatat bahwa lid dan sasis utama terbuat dari logam, sementara bagian bawah dan bezel tetap plastik.

Mereka menyoroti bahwa sambungan antar bagian terlihat rapi (flush), tanpa celah, dan bodinya solid. Notebookcheck

Kemudian, Predator Helios 300 memang bukan laptop paling ringan. Model 2022 dengan layar 15,6 inci yg dilaporkan oleh PCVarge, memiliki berat sekitar 5,51 pounds atau 2,5 kg. VARGE

Itu berat yang cukup bikin “berasa”, apalagi jika dibawa seharian dalam tas. Tapi reviewer juga menekankan bahwa 2,5 kg masih tergolong “lumayan portabel” untuk sebuah laptop gaming dengan performa tinggi. VARGE

Dan jangan lupakan detail kecil yang bikin Helios 300 makin berkelas: logo Predator dengan lampu biru di cover. Itu semacam statement: “Aku gamer, tapi aku juga serius.”

Review Predator Helios 300: Performa Gaming dan Benchmark

Nah, ini bagian paling ditunggu-tunggu. Bagaimana performanya di dunia nyata?

Game AAA

Di dunia nyata, performa Predator Helios 300 saat menghadapi game AAA memang impresif meskipun detailnya bergantung pada konfigurasi spesifik seperti tipe GPU (RTX 3060 atau RTX 4060) dan mode pendingin (Extreme, OC, dsb.).

Sebagai contoh, review terbaru menunjukkan Helios 300 dengan RTX 3060 berhasil mencapai sekitar 58 fps pada Cyberpunk 2077 Ultra + DLSS di resolusi Full HD.

Sementara varian RTX 4060 sedikit lebih tangguh, mampu mendorong 70 fps dalam kondisi yang sama.

Pada game seperti Red Dead Redemption 2, model Helios 300 yang lebih tinggi (dengan RTX 3070 Laptop) mencatat 87–91 fps pada preset “Ultra Optimized” di FHD (1080p).

Ini menunjukkan bahwa saat GPU dan daya termal (TGP) dinaikkan, performanya bisa sangat memuaskan; meski tentu, saat fitur seperti ray tracing diaktifkan, angka fps bisa turun.

Adapun Cyberpunk 2077 pada Helios 300 generasi 2022 (dengan RTX 3070Ti atau serupa) menunjukkan sekitar 68 fps saat DX12, Ultra preset tanpa ray tracing cukup untuk pengalaman gaming halus di setting sangat tinggi.

Untuk Assassin’s Creed Valhalla, data langsung Helios 300 memang lebih terbatas.

Namun dari diskusi pengguna, AC Valhalla masih bisa dimainkan dengan baik meski untuk konsistensi frame rate sekitar 60 fps mungkin perlu turun ke medium high setting, tergantung spesifikasi GPU seperti GTX 1660 Ti atau serupa.

Predator Helios 300 saat menghadapi game AAA

Esports Titles

Performa di game e-sports seperti Valorant, CS2 (Counter-Strike 2), dan DOTA 2 sangat tergantung pada konfigurasi spesifik terutama GPU yang digunakan, mode kinerja (Normal/Extreme/Turbo), serta resolusi dan preset grafis.

Jadi, klaim “200+ fps” memang optimis, tapi mari kita kaji dengan lebih kritis:

DOTA 2 — Frame Rate Realistis

Menurut review UltrabookReview pada model PH315-54 yang memiliki Intel Core i7-11800H dan RTX 3070 Laptop GPU (~80W), hasil pengujian untuk DOTA 2 (DX11, preset Best Looking) di resolusi FHD menunjukkan sekitar 116 fps rata-rata, dengan 1% low di kisaran 82 fps.

Angka ini cukup tinggi, tapi masih jauh untuk mencapai 200 fps. Untuk DOTA 2, jika kamu menurunkan preset grafis ke Medium atau Low, bisa saja mendekati 200 fps, tapi itu berarti kualitas visual akan dikorbankan.

Valorant dan CS2 — ESPORTS di Preset Ringan

Nah, di laman HowManyFPS untuk konfigurasi Helios 300 dengan RTX 2060 (i7-10750H, 16 GB RAM, FHD 144 Hz), data menunjukkan “Average FPS” bisa mencapai hingga 200 fps++, terutama jika setting grafis diturunkan (Low–Medium) dan fitur-fitur berat seperti anti-aliasing dimatikan.

Sehingga klaim 200+ fps ini mungkin benar terjadi, tapi pada pengaturan grafis sangat ringan, resolusi rendah, dan dalam mode performa paling tinggi (misalnya Turbo/Extreme + TGP tinggi).

VR & Ray Tracing

Saat dipakai untuk VR gaming, Predator Helios 300 terbukti cukup tangguh.

Meskipun performa tergantung pada konfigurasi seperti GPU RTX 2060, RTX 3070, atau yang lebih tinggi banyak review menyebut bahwa Helios 300 mampu menjalankan headset HTC Vive atau Oculus Rift dengan pengalaman yang mulus tanpa lag berarti.

Tapi perlu diingat, beban kerja VR cukup menuntut CPU dan GPU, sehingga membuat kipas pendingin berputar keras untuk menjaga suhu tetap terkendali.

Sementara itu, performa ray tracing pada Helios 300 juga bisa dikatakan memuaskan untuk kelas laptop.

Model yang menggunakan GPU RTX terutama RTX 3070 Ti pada varian 2022 mampu menyajikan efek cahaya, bayangan, dan pantulan dengan kualitas yang terasa natural.

Misalnya di game seperti Cyberpunk 2077, Helios 300 (2022) dengan RTX 3070 Ti mampu mencapai sekitar 50 fps di setting Ultra (1080p), meski ray tracing yang sangat agresif tentu menurunkan frame rate.

Dalam game-game lain yang men-support DLSS (Deep Learning Super Sampling), performa ray tracing bisa lebih terjaga karena fitur akuisisi frame rate tetap tinggi tanpa mengorbankan kualitas visual secara drastis.

Intinya, Predator Helios 300 memang bukan desktop RTX 4090—itu jelas tak realistis jika dibandingkan performa keduanya.

Tapi di dunia nyata, untuk laptop gaming dengan bobot dan portabilitas seperti ini, Helios 300 cukup memuaskan: VR lancar, efek ray tracing menambah imersi, dan pengalaman gaming jadi lebih hidup, selama kamu tetap menyadari keterbatasan seperti panas dan konsumsi daya saat beban berat aktif.

Benchmark sintetis seperti 3DMark Time Spy menunjukkan skor di kisaran 11.000-an poin, cukup tinggi untuk laptop kelas mid-high. Jadi kalau kamu butuh laptop buat gaming hardcore dan kerja berat, Helios 300 masih pantas jadi kandidat.

An Acer Predator Helios 300 (2022) sitting on a wooden table in a commissary

Review Predator Helios 300: Pendinginan, Baterai, dan Suara

Laptop gaming identik dengan panas, betul? Untungnya, Helios 300 dibekali teknologi AeroBlade™ 3D Fan generasi ke-5. Kipas metal ultra-tipis ini bisa menurunkan suhu hingga 10% lebih baik dibanding generasi sebelumnya.

Apakah suaranya berisik? Jelas, ketika mode Turbo aktif, kamu akan merasa seperti duduk di samping drone. Tapi itu harga yang harus dibayar untuk menjaga suhu tetap adem. Solusi sederhana: pakai headset.

Bagaimana dengan baterai? Nah, ini bagian yang kadang bikin senyum miris. Dengan baterai 90Wh, Helios 300 sanggup bertahan 5-6 jam untuk penggunaan normal (office, browsing, streaming). Tapi begitu dipakai gaming, ya siap-siap colok charger setiap 1,5–2 jam.

Lalu, bagaimana dengan Audio? Laptop ini punya DTS:X Ultra, jadi suara surround terdengar lebih hidup.

Cocok buat gaming imersif maupun nonton film. Kalau kamu pakai headset gaming, kualitas audio makin mantap.

Review Predator Helios 300: Kelebihan yang Membuatnya Menonjol

Beberapa alasan kenapa banyak orang masih memilih Helios 300 di tengah banjirnya laptop gaming lain:

  • Performa konsisten, Jarang throttling karena sistem pendinginan efektif.
  • Harga seimbang, Tidak semahal Alienware, tapi juga tidak murahan seperti laptop gaming entry-level.
  • Konektivitas lengkap, Thunderbolt 4, HDMI 2.1, Mini DisplayPort, dan USB 3.2 Gen2.
  • Upgradable, RAM bisa ditambah hingga 32GB, dan ada slot SSD tambahan.

Selain itu, Helios 300 punya reputasi yang baik di komunitas gamer. Banyak forum dan grup Facebook yang isinya pemilik Predator Helios, jadi kalau ada masalah teknis, gampang cari solusi dari sesama pengguna.

Review Predator Helios 300: Apakah Cocok untukmu?

Pertanyaan yang sering ditanyakan: “Laptop ini cocok nggak buat aku?”

  • Nah, kalau kamu seorang gamer serius yang ingin pengalaman imersif tanpa kompromi, jawabannya: cocok.
  • Kalau kamu seorang konten kreator yang butuh performa grafis untuk rendering 3D, edit video 4K, atau animasi, jawabannya: cocok banget.
  • Kalau kamu mahasiswa yang butuh laptop untuk kuliah online dan sesekali gaming ringan? Hmm, mungkin overkill. Ada opsi lain yang lebih ramah di kantong.

Helios 300 itu seperti mobil sport yang bisa dipakai harian. Cepat, stylish, tapi memang bukan untuk semua orang.

Kalau kamu memang butuh performa ekstra, laptop ini akan jadi investasi yang nggak mengecewakan.

Intinya, Predator Helios 300 ini membuktikan dirinya sebagai salah satu laptop gaming terbaik di kelas mid-high.

Dengan kombinasi spesifikasi gahar, harga kompetitif, dan build quality premium, laptop ini bukan hanya alat, tapi partner jangka panjang.

Apakah ada kekurangannya? Tentu. Beratnya lumayan, baterai biasa saja, dan kipas cukup berisik. Tapi semua itu minor jika dibandingkan dengan kelebihannya.

Jadi, kalau kamu masih bertanya-tanya apakah Predator Helios 300 layak dibeli di 2025, jawabannya singkat: YES.

FAQ

1. Apakah Predator Helios 300 bisa dipakai untuk pekerjaan non-gaming seperti arsitektur atau desain grafis?

Ya, sangat bisa. GPU RTX dan CPU kencang membuatnya cocok untuk rendering, CAD, editing, dan aplikasi berat lain.

2. Berapa harga rata-rata Predator Helios 300 di Indonesia tahun 2025?

Sekitar Rp 20-28 juta, tergantung varian RAM, SSD, dan GPU yang dipilih.

3. Apakah laptop ini mudah di-upgrade?

Ya. RAM bisa ditambah hingga 32GB, dan ada slot SSD tambahan.

4. Bagaimana dengan ketahanan baterai Predator Helios 300?

Untuk aktivitas ringan bisa tembus 5-6 jam. Tapi kalau gaming, biasanya hanya 1,5-2 jam sebelum harus colok charger.

5. Apakah Predator Helios 300 panas saat dipakai?

Tidak terlalu, karena sistem pendingin AeroBlade™ 3D Fan cukup efektif. Namun, tetap disarankan pakai cooling pad jika main lama.

6. Apakah Predator Helios 300 terlalu berat untuk dibawa sehari-hari?

Beratnya sekitar 2,5 kg. Bukan ultrabook, tapi masih cukup portable kalau memang perlu.

7. Apakah layarnya bagus untuk editing warna?

Ya, panel IPS QHD 165Hz dengan 100% sRGB membuatnya cukup akurat untuk editing grafis dan video.

8. Apakah cocok untuk VR gaming?

Cocok banget. GPU RTX seri terbaru memastikan pengalaman VR lancar.

9. Apakah suara kipas mengganggu?

Dalam mode Turbo memang cukup keras, tapi bisa diatasi dengan headset.

10. Apakah ini pilihan terbaik dibanding seri Predator lain seperti Triton?

Helios 300 lebih affordable dibanding Triton. Kalau kamu butuh laptop gaming dengan harga lebih bersahabat tapi tetap powerful, Helios 300 pilihan tepat.