Kata siapa “versi terbaru” selalu berarti “lebih baik”? Nah, kalau kamu masih bingung memilih antara Windows 10 vs Windows 11: Mana yang Lebih Cepat dan Ringan?
Sejak Windows 11 dirilis, banyak pengguna laptop dan PC bertanya-tanya: apakah benar performanya lebih cepat, tampilannya lebih efisien, atau justru cuma “beda kulit” saja?
Oke, mari kita kupas tuntas perbedaan windows 10 dan 11. Siap? Yuk, mulai!
Perbedaan Windows 10 dan 11
Berikut ini adalah perbedaan windows 10 dan 11, yuk simak!
Tampilan dan Antarmuka Windows 10 vs Windows 11: Modern vs Familiar
Kalau soal tampilan, Windows 11 jelas menang gaya. Sudut-sudut membulat, efek transparan ala macOS, dan taskbar yang “nanggung di tengah” memberi kesan futuristik. Tapi, apakah itu otomatis membuatnya lebih ringan?
Ternyata tidak selalu. Antarmuka baru Windows 11 menggunakan efek Mica dan Acrylic blur yang menambah beban GPU, terutama di laptop dengan spesifikasi pas-pasan.
Di sisi lain, Windows 10 tampil lebih klasik dan ringan, karena UI-nya tidak terlalu menuntut performa grafis tinggi.
Nah, pada perangkat yang agak lama (misalnya laptop generasi sebelumnya, PC kantor dengan hardware terbatas), sistem operasi Windows 10 memang sering terasa lebih “gesit” dalam hal membuka jendela, berpindah-task, menjalankan File Explorer atau multitasking ringan.
Itu karena Windows 10 memiliki persyaratan hardware yang lebih rendah, serta overhead sistem yang lebih sedikit dibanding OS yang didesain untuk fitur-modern.
Sebagai contoh, banyak laporan bahwa Windows 10 tetap lebih cepat dari Windows 11 pada perangkat lama.
Di sisi lain, Windows 11 memang dirancang dengan banyak optimalisasi untuk hardware modern seperti optimasi manajemen prosesor multi-core, manajemen thread yang lebih baik, dan dukungan bagi arsitektur “hybrid” (misalnya inti performance + efisiensi).
Contohnya: pada prosesor generasi ke-12 Intel (dengan teknologi seperti Intel Thread Director) yang dipadukan dengan Windows 11, scheduler OS bisa memilih core yang tepat untuk tugas berat versus ringan.
Jadi: jika kamu memakai laptop generasi terbaru (contoh: Intel Gen12 ke atas atau AMD Ryzen 6000+), maka Windows 11 bisa terasa “lebih halus” dan “lebih responsif” karena hardware-nya mendukung fitur yang dioptimalkan oleh OS itu sendiri.
Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Hasil uji nyata menunjukkan hasil bercampur-campur ada laporan bahwa bahkan di hardware modern Windows 11 terasa lambat dibanding Windows 10.
 - Faktor lain juga sangat berpengaruh: driver hardware, jenis SSD/drive yang digunakan, jumlah RAM, konfigurasi daya (power mode), pengaturan animasi, dan aplikasi latar belakang.
 - Bahwa “Windows 11 lebih responsif di hardware modern” juga bergantung bahwa semua driver dan firmware sudah terupdate dan bahwa sistem memenuhi persyaratan yang direkomendasikan.
 
Baca Juga: Preparing Windows Artinya Apa di Windows 10 & Windows 11?
Performa Sistem Windows 10 vs Windows 11: Siapa yang Lebih Cepat?
Sekarang masuk ke bagian paling ditunggu: kecepatan dan performa.
Dalam beberapa pengujian (termasuk benchmark dari TechSpot dan PCMag), hasilnya menarik:
| 
 Aspek  | 
 Windows 10  | 
 Windows 11  | 
|---|---|---|
| 
 Booting (Startup)  | 
 Sedikit lebih cepat  | 
 Lebih stabil, tapi kadang sedikit lebih lama  | 
| 
 Multitasking  | 
 Efisien di sistem lama  | 
 Lebih optimal di CPU modern (hybrid core)  | 
| 
 Gaming (FPS)  | 
 Rata-rata stabil  | 
 Sedikit unggul (2–5%) dengan DirectStorage  | 
| 
 Konsumsi RAM idle  | 
 ±1,3 GB  | 
 ±1,8 GB  | 
| 
 Daya tahan baterai (laptop baru)  | 
 Sedang  | 
 Lebih baik (optimasi background process)  | 
Dari tabel itu, bisa dibilang:
- Kalau kamu pengguna PC/laptop lawas, Windows 10 masih juara soal kecepatan dasar.
 - Tapi kalau perangkatmu baru dan sudah mendukung TPM 2.0, Windows 11 lebih unggul untuk efisiensi daya dan multitasking.
 
Kemudian, ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui juga bahwa Intel memakai arsitektur hybrid di generasi seperti Intel Alder Lake (contoh: i7-12700H) dengan dua jenis inti:
- P-cores (Performance‐cores) → inti performa tinggi, untuk tugas berat.
 - E-cores (Efficient‐cores) → inti efisiensi tinggi, untuk tugas ringan atau latar belakang.
 
Untuk membantu sistem operasi memilih inti yang tepat untuk tiap tugas, Intel memperkenalkan teknologi Intel Thread Director. Berikut poin-utama:
- Thread Director memonitor instruksi yang dijalankan, kondisi inti (clock, beban, termal) dengan sangat cepat.
 - Memberikan “hint” atau saran ke scheduler OS (di sini Windows 11) mengenai inti mana yang lebih cocok untuk menjalankan thread tersebut, apakah lebih baik di P-core atau E-core.
 - Windows 11 memang sudah dirancang (atau ditingkatkan) agar scheduler-nya “aware” dengan arsitektur hybrid, sehingga bisa bekerja lebih baik dengan Thread Director.
 
Mengapa penting untuk pengguna seperti laptop generasi terbaru?
Jika kamu menggunakan laptop generasi seperti i7-12700H (yang memiliki arsitektur hybrid P/E cores), maka kombinasi Windows 11 + Thread Director punya potensi untuk “lebih pintar” dalam memilih inti yang optimal. Artinya:
- Tugas ringan seperti browsing, mengetik, standby bisa diarahkan ke E-cores → hemat daya, tetap responsif.
 - Tugas berat seperti editing video, gaming, pemrosesan berat bisa diarahkan ke P-cores → performa maksimal.
 - Transisi dan pengelolaan beban (thread migration) bisa jadi lebih efisien, jika OS dan driver mendukung dengan baik.
 
Selain itu juga ada pengecualian yang perlu Anda ketahui:
- Meskipun teknologi ini sangat baik, masih ada laporan bahwa pada beberapa sistem hybrid (khususnya generasi awal seperti Alder Lake) muncul isu scheduling yang menyebabkan performa tidak optimal contohnya thread penting diarahkan ke E-cores yang lebih lambat.
 - Agar manfaatnya maksimal: driver chipset, BIOS, firmware, dan OS update harus terkini. Jika tidak, potensi keunggulan bisa tidak terasa.
 - Untuk arsitektur non-hybrid atau prosesor generasi “lama” yang hanya memiliki satu jenis inti, keuntungan dari Thread Director + Windows 11 hybrid scheduler ini tidak akan se-signifikan.
 
Intinya, benar bahwa Windows 11 mengelola prosesor hybrid (seperti i7-12700H) lebih “cerdas” melalui adanya Intel Thread Director + scheduler OS yang disesuaikan.
Namun, “terasa lebih halus/responsif” masih bergantung pada kondisi hardware, driver, dan konfigurasi sistem secara keseluruhan.
Konsumsi Sumber Daya antara Windows 10 vs Windows 11: Ringan di Mana?
Mari bicara soal konsumsi RAM dan CPU dua hal yang paling sering bikin laptop “berat napas”.
- Windows 10: Lebih hemat RAM. Saat idle, konsumsi RAM-nya lebih kecil sekitar 300–500 MB dibanding Windows 11. Cocok untuk laptop dengan RAM 4 GB atau 8 GB.
 - Windows 11: Lebih boros di awal, tapi punya sistem memory compression dan auto suspend yang lebih pintar. Jadi kalau kamu sering buka banyak aplikasi sekaligus, Windows 11 bisa “belajar” dan mengatur prioritas.
 
Masalahnya, kalau kamu cuma buka Word, Chrome, dan Spotify Windows 11 tetap terasa lebih berat saat startup, karena banyak proses baru yang berjalan di background (misalnya Widgets, Teams Integration, dan Virtualization-Based Security).
Nah, ada beberapa tips praktis agar Windows 11 terasa lebih ringan: matikan fitur Transparency Effects dan hentikan aplikasi-startup yang tak perlu.
intinya, fitur seperti efek transparan di taskbar, menu Start, dan jendela-pop-up ini memang memberikan tampilan “keren”, tetapi bisa memakan sumber daya tambahan (termasuk GPU/penyempurnaan tampilan) terutama di laptop atau PC dengan spesifikasi menengah atau layar beresolusi tinggi.
Dengan mematikan Transparency Effects (bisa melalui Settings → Personalisation → Colours atau Settings → Accessibility → Visual effects).
Selain itu, menghentikan aplikasi-yang otomatis berjalan saat startup (yang banyak berjalan di background) bisa mengurangi beban awal dan membuat sistem terasa lebih cepat saat log-in dan saat berpindah jendela.
Secara keseluruhan, ini bukan solusi “ajaib” yang akan menggandakan performa, tapi langkah kecil seperti ini cukup efisien – terutama bila perangkatmu bukan flagship – untuk meningkatkan responsivitas dan waktu reaksi UI.
Kecerdasan dan Fitur Modern Windows 10 vs Windows 11: Apakah Worth It?
Salah satu keunggulan besar Windows 11 ada di fitur modernnya. Misalnya:
- Snap Layouts: Bisa membagi layar jadi beberapa area kerja rapi.
 - Virtual Desktops: Bisa membuat ruang kerja terpisah (misalnya satu untuk kerja, satu untuk hiburan).
 - DirectStorage: Mempercepat loading game seperti di Xbox.
 - AutoHDR: Meningkatkan kualitas warna di game lama.
 - Copilot AI (2024): Asisten AI resmi Microsoft yang bisa bantu mengetik, meringkas dokumen, dan mencari file.
 
Di sisi lain, Windows 10 tidak punya fitur-fitur ini, tapi justru itu membuatnya lebih ringan dan stabil.
Tidak ada layanan AI yang diam-diam menyedot RAM. Jadi kalau kamu lebih suka “clean OS” tanpa gangguan, Windows 10 tetap pilihan solid.
Nah, ada hal yang perlu Anda ketahui bahwa microsoft secara resmi akan menghentikan dukungan untuk Windows 10 pada 14 Oktober 2025.
Artinya, setelah tanggal itu, sistem operasi tersebut tidak lagi menerima pembaruan keamanan rutin, perbaikan bug, maupun dukungan teknis dari Microsoft.
Jadi, meskipun Windows 10 masih bisa digunakan, risikonya akan meningkat, terutama terhadap serangan keamanan dan malware baru yang terus bermunculan.
Kondisi ini mirip seperti saat Microsoft mengakhiri dukungan untuk Windows 7 beberapa tahun lalu: sistemnya tetap berjalan, tapi tanpa patch keamanan, pengguna harus ekstra hati-hati.
Karena itu, jika kamu masih menggunakan Windows 10, sebaiknya mulai merencanakan upgrade ke Windows 11 atau mempertimbangkan opsi Extended Security Updates (ESU) jika perangkatmu belum kompatibel.
Dengan begitu, kamu tetap bisa menjaga keamanan dan kinerja sistem jangka panjang.

Keamanan dan Dukungan Jangka Panjang Windows 10 vs Windows 11
Kalau bicara keamanan, Windows 11 jelas lebih unggul tapi dengan syarat, perangkatmu mendukungnya. Microsoft mensyaratkan:
- TPM 2.0
 - Secure Boot
 - CPU minimal Intel Gen 8 atau AMD Ryzen 2000
 
Kombinasi ini membuat sistem lebih aman dari firmware attack dan ransomware. Namun, karena syaratnya tinggi, banyak pengguna lama yang akhirnya tidak bisa upgrade.
Kalau laptop kamu keluaran tahun 2017 ke bawah, sebaiknya jangan memaksa menginstal Windows 11, karena bisa menimbulkan banyak masalah seperti crash, freeze, atau performa yang melambat drastis. Hal ini bukan tanpa alasan.
Microsoft menetapkan syarat minimum Windows 11 yang cukup ketat: prosesor harus minimal Intel 8th Gen atau AMD Ryzen 2000 series, dukungan TPM 2.0 (Trusted Platform Module), Secure Boot, dan arsitektur 64-bit.
Laptop yang lebih tua sering kali tidak punya fitur-fitur tersebut, atau kalau pun bisa “dipaksa” diinstal lewat trik tertentu, sistemnya jadi tidak stabil.
Misalnya, beberapa pengguna melaporkan driver yang tidak kompatibel, fitur keamanan tidak aktif, atau layanan Windows Update gagal berjalan.
Bahkan, pembaruan besar seperti 23H2 kadang tidak bisa dipasang di perangkat yang tidak resmi didukung.
Intinya, kalau perangkatmu termasuk generasi lama, lebih aman tetap di Windows 10 sampai masa dukungannya berakhir di Oktober 2025.
Sistemnya masih stabil, cepat, dan jauh lebih kompatibel untuk hardware lama. Setelah itu, baru pertimbangkan upgrade ke perangkat baru yang sudah dirancang untuk Windows 11 agar pengalaman kamu lebih lancar dan bebas error.
Windows 10 masih aman digunakan hingga dukungannya berakhir, asal rutin update dan menggunakan antivirus terpercaya.
Kompatibilitas Aplikasi dan Driver Windows 10 vs Windows 11
Di sinilah Windows 10 unggul telak. Banyak aplikasi lama, terutama software bisnis, driver printer, atau aplikasi perkantoran masih lebih stabil di Windows 10.
Windows 11 memang kompatibel ke belakang (backward compatible), tapi kadang ada bug kecil pada software lama atau perangkat keras tertentu.
Contohnya:
- Beberapa printer dan scanner lawas (Canon, Epson, HP) perlu driver manual di Windows 11.
 - Aplikasi POS atau software akuntansi yang belum dioptimalkan bisa crash.
 - Emulator Android versi lama kadang gagal dijalankan.
 
Jadi, untuk kebutuhan kantor atau bisnis, Windows 10 memang masih menjadi pilihan yang lebih aman dan minim risiko, terutama jika stabilitas dan kompatibilitas menjadi prioritas utama.
Sistem operasi ini sudah matang, diuji selama bertahun-tahun, dan memiliki dukungan luas untuk berbagai aplikasi bisnis, printer, scanner, dan sistem internal perusahaan yang kadang belum diperbarui untuk mendukung Windows 11.
Selain itu, Windows 10 cenderung lebih stabil di perangkat lawas dan memiliki ekosistem driver yang lengkap.
Banyak perusahaan juga sudah menyesuaikan infrastruktur mereka seperti sistem ERP, software akuntansi, atau aplikasi internal untuk berjalan optimal di Windows 10. K
Karena itu, migrasi ke Windows 11 tanpa uji coba yang matang bisa berisiko menimbulkan gangguan operasional, apalagi jika perangkat kerasnya belum memenuhi syarat resmi.
selama Microsoft masih memberikan pembaruan keamanan hingga 14 Oktober 2025, Windows 10 tetap merupakan opsi paling aman untuk bisnis: ringan, stabil, dan sudah sangat dikenal tim IT di banyak organisasi.
Setelah masa dukungan berakhir, barulah transisi ke Windows 11 sebaiknya dilakukan secara bertahap dengan perencanaan yang jelas dan perangkat yang kompatibel.
Untuk Gamer Windows 10 vs Windows 11: Siapa Pemenangnya?
Pertanyaan klasik! Kalau kamu gamer sejati, Windows 11 punya kartu as: DirectStorage dan AutoHDR.
Dengan DirectStorage, game bisa memuat data langsung dari SSD tanpa lewat CPU, hasilnya? Loading game lebih cepat hingga 40%.
Namun, tidak semua game mendukung teknologi ini. Hanya judul tertentu seperti Forspoken dan Ratchet & Clank: Rift Apart yang benar-benar memanfaatkannya.
Sedangkan di Windows 10, performa gaming masih luar biasa stabil. Bahkan di beberapa game lawas, FPS-nya bisa sedikit lebih tinggi karena sistem latar belakang yang lebih ringan.
Daya Tahan Baterai Windows 10 vs Windows 11
Windows 11 diklaim lebih hemat daya, dan klaim ini bukan sekadar promosi. Microsoft menulis ulang sistem power management-nya untuk menyesuaikan dengan prosesor modern dan GPU yang mendukung mode dynamic refresh rate.
Hasilnya:
- Laptop dengan Intel Evo Series (i5/i7 Gen 12+) bisa tahan 1–2 jam lebih lama di Windows 11 dibanding Windows 10.
 - Tapi di laptop lawas? Tidak terasa bedanya.
 
Tips praktis: Gunakan mode Battery Saver dan matikan Animations untuk hasil maksimal di kedua versi.
Stabilitas dan Bug Windows 10 vs Windows 11
Windows 10 sudah matang lebih dari 8 tahun di pasaran. Hampir semua bug besar sudah diperbaiki.
Sebaliknya, Windows 11 masih tergolong muda dan terus diperbarui. Artinya, kamu bisa menikmati fitur baru, tapi juga mungkin “mendapat bonus bug” dari update tertentu.
Kalau kamu butuh kestabilan untuk kerja (misalnya developer, akuntan, atau desainer), Windows 10 masih pilihan aman.
Namun, kalau kamu tipe eksploratif dan suka teknologi baru, Windows 11 jelas memberi pengalaman masa depan.
Intinya, Windows 10 dan Windows 11 memiliki keunggulan di aspek yang berbeda tergantung kebutuhan penggunanya.
Windows 10 unggul dalam hal ringan dan stabil, terutama pada perangkat lama atau komputer kantor dengan spesifikasi standar.
Sistemnya sudah matang dan terbukti stabil setelah bertahun-tahun digunakan, serta memiliki kompatibilitas aplikasi yang sangat luas — dari software bisnis, aplikasi lama, hingga perangkat keras seperti printer dan scanner lawas yang belum tentu berjalan mulus di Windows 11.
Sementara itu, Windows 11 membawa banyak penyempurnaan untuk era perangkat modern. Sistem ini hadir dengan tampilan yang lebih modern dan elegan, desain berpusat di tengah, animasi halus, dan integrasi yang lebih baik untuk layar sentuh dan resolusi tinggi.
Dari sisi teknis, Windows 11 juga dioptimalkan untuk gaming terbaru berkat fitur seperti DirectStorage dan Auto HDR, serta menawarkan efisiensi daya yang lebih baik di laptop generasi baru (terutama yang memakai prosesor hybrid Intel atau AMD).
Tak kalah penting, Windows 11 memiliki sistem keamanan yang lebih canggih, seperti TPM 2.0, Secure Boot, dan Virtualization-Based Security (VBS), menjadikannya unggul untuk kebutuhan keamanan tingkat lanjut.
Dari segi dukungan jangka panjang, Windows 10 akan berhenti mendapatkan update pada 14 Oktober 2025, sementara Windows 11 masih akan didukung hingga sekitar 2031, memberi ketenangan bagi pengguna jangka panjang.
Jadi, kalau kamu mengutamakan kestabilan dan kompatibilitas, Windows 10 masih menjadi pilihan ideal untuk sekarang.
Namun, kalau kamu menggunakan perangkat modern dan ingin pengalaman visual serta keamanan terbaru, Windows 11 jelas lebih unggul untuk masa depan.
FAQ
1. Apakah Windows 11 benar-benar lebih cepat dari Windows 10?
Tidak selalu. Windows 11 lebih optimal di perangkat baru, tapi Windows 10 masih lebih ringan di laptop lama.
2. Apakah bisa downgrade dari Windows 11 ke Windows 10?
Bisa, dalam waktu 10 hari setelah upgrade resmi. Lewat pengaturan Recovery.
3. Apakah Windows 10 akan berhenti bekerja setelah 2025?
Tidak, hanya tidak mendapat update keamanan. Kamu masih bisa pakai, tapi berisiko jika tidak hati-hati.
4. Game saya akan lebih cepat di Windows 11?
Jika perangkat mendukung DirectStorage, iya. Tapi kalau tidak, perbedaannya kecil.
5. Apakah semua laptop bisa upgrade ke Windows 11?
Tidak. Laptop harus punya TPM 2.0 dan prosesor yang kompatibel. Cek di PC Health Check Tool dari Microsoft.
6. Mana yang lebih cocok untuk pelajar dan pekerja kantoran?
Windows 10 lebih stabil untuk software perkantoran dan printer lama.
7. Apakah Windows 11 aman untuk data pribadi?
Ya, asalkan fitur keamanan seperti Secure Boot dan BitLocker aktif.
8. Apakah Copilot AI bisa digunakan di semua PC Windows 11?
Hanya di versi terbaru (Windows 11 23H2 ke atas) dan di wilayah yang sudah dirilis resmi.
9. Bisa tidak Windows 10 tampil seperti Windows 11?
Bisa! Gunakan themes pack atau Dock tools seperti StartAllBack dan RoundedTB.
10. Apakah Windows 12 akan segera datang?
Rumornya, iya tapi jangan buru-buru. Microsoft masih memperpanjang dukungan penuh Windows 11 hingga 2031.
								










